7 Source: buddhazine.com. Diyakini bahwa abhidhamma pertama kali diajarkan oleh sang buddha ketika berdiam di surga tavatimsa kepada para dewa yang hadir di sana. Agama budha merupakan agama yang berazaz pada ajaran siddharta gautama yang mulai ada sejak 2600 tahun sebelum masehi. Menurutbiopsichology.com, kasih sayang adalah pekerjaan sementara emosi adalah sesuatu yang tejradi begitu saja dalam diri. Misalnya, saat mulai hubungan baru, anda menunjukkan kepada orang lain betapa anda peduli dengan dirinya. Anda dapat memenuhi kasih sayang dengan membelikannya hadiah atau mengajaknya nonton film favoritnya. 28Rc. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seperti yang kita ketahui saat ini dalam situasi Pandemi COVID 19, banyak sekali metode pembelajaran yang bisa kita lakukan atau terapkan saat kita belajar dirumah. Belajar menggunakan buku pelajaran yang ada dirumah, melalui internet, diskusi online bersama teman, dan masih banyak sebagai pelajar kita harus senantiasa produktif dan harus terus belajar seperti yang dikatakan oleh Aristoteles ''Pendidikan adalah bekal terbaik untuk perjalanan hidup''. Tanpa persiapan pendidikan yang cukup, perjalanan hidup ini akan semakin sulit selayaknya kita berkemah mendaki gunung. Jika bekal yang dibawa tidak cukup, maka yang akan terjadi ialah perjalanan akan semakin sulit dan hanya akan membuat kita ke topik awal, sesuai judul Penulis akan membicarakan betapa pentingnya cinta dan kasih sayang dalam proses pembelajaran. Tentunya kita selayaknya sebagai manusia ingin mendapat cinta dan kasih sayang, tentunya cinta dan kasih sayang itu mendapatkannya tidak secara cuma-cuma. Sebelum mendapatkan cinta dan kasih sayang, kita tentunya harus mencintai dan memberi kasih sayang kepada setiap apa yang berkaitan dengan hidup kita. Cara yang paling mendasar untuk memberi cinta dan kasih sayang ialah dengan senantiasa bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Dengan bersyukur secara tidak langsung kita sudah memberi cinta dan kasih sayang kepada kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa. Seperti yang telah Penulis katakan kita harus mencintai kepada setiap apa yang berkaitan dengan hidup kita. Salah satunya pendidikan dan proses pembelajarannya, kenapa? jika kita tidak mencintai proses yang sedang kita jalani, maka kita hanya akan menganggap proses pembelajaran yang sedang kita alami ini hanyalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap pelajar, mindset kita kepada proses pembelajaran ya hanya untuk ditanggalkan kewajibannya kita mencintai dan memberi kasih sayang kepada proses pembelajaran, maka kita akan menganggap proses pembelajaran sebagai suatu hal yang perlu diberi perhatian, disayangi dan dicintai, maka kita akan menikmati proses pembelajarannya, karena kita tetapi dalam setiap proses pembelajaran tentu saja kita tidak langsung menikmati dan mencintainya bukan?. Oleh karena itu pilihlah metode pembelajaran yang sesuai dengan selera kita. Selagi masa Pandemi COVID 19. Sebelum masuk sekolah untuk senantiasa produktif kita bisa bebas memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan selera kita. Karena jika sudah memasuki tahun ajaran yang baru, metode pembelajaran akan disesuaikan dengan metode sekolah tempat kita hal mencintai dan memberi kasih sayang kepada proses pembelajaran ini tidak hanya berlaku saat kita belajar diluar metode pembelajaran sekolah saja. Kitapun harus senantiasa mencintai dan memberi kasih sayang kepada metode pembelajaran yang diiberlakukan di sekolah tempat kita mencintai dan memberi kasih sayang kepada pendidikan dan metode pembelajaran tidak hanya berlaku untuk pendidikan dan metode pembelajaran saja. Akan tetapi kepada semua hal yang berkaitan dengan kehidupan kita, kenapa gak mulai dari sekarang?.Semoga bermanfaat, Salam Pelajar!."Cintailah kehidupanmu, maka niscaya kehidupan akan mencintaimu." Lihat Sosbud Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Setiap manusia dalam kehidupannya membutuhkan kasih sayang. Tidak ada orang yang bisa hidup tanpanya. Pengalaman mendapatkan kasih sayang akan menolong seseorang untuk berelasi kepada orang lain. Kasih sayang dari seorang ibu akan membuat anaknya berpikir positif dan mampu menjalani kehidupannya dengan bijaksana. Kasih sayang seorang suami kepada istri akan membuat istri menjadi semangat menjalani rutinitas rumah tangga dan mampu memberikan umpan balik kepada suami sehingga suami akan semangat juga menjalani aktifitasnya. Kasih sayang biasanya diajarkan dalam interaksi sehari-hari. Interaksi dalam keluarga, interaksi dengan komunitas di sekitar dan juga interaksi pribadi dengan Tuhan. Masalahnya adalah kita hidup dalam dunia yang carut marut dan membuat esensi dari kasih sayang menjadi hilang. Kita hidup dalam dunia yang egosentris, dunia yang berdosa, sehingga ungkapan kasih sayang telah terdistorsi dengan ilah jaman dan banyak yang mengalami kemerosotan dalam memahami arti kasih sayang. Sebenarnya belum ada kata terlambat bagi kita untuk mengajarkan arti kasih sayang kepada orang-orang terdekat kita. Sebagai orangtua kita berlomba-lomba dengan media hiburan, games, dan media-media lain yang membuat anak kehilangan sentuhan kasih sayang orangtua. Kapan kita memulai memberikan kasih sayang kepada anak? jawabannya adalah semenjak dia ada dalam kandungan. Perhatian penuh kepada 'kehidupan' yang ada dalam rahim seorang ibu adalah tahap awal kita menunjukan arti kasih sayang. Saya membagi tahap-tahap orang belajar untuk memberikan kasih sayang. Tahap pertama Masa kehamilan dan kelahiran Dalam masa-masa ini, seseorang belajar tentang kasih sayang dari penerimaan ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Ketika dia merasa kehangatan dalam indung dan kehangatan dari orang-orang yang ada di luar indung, maka dia belajar untuk pertama kali tentang arti kasih sayang. Pada masa ini, kasih sayang sering dicurahkan. Ada begitu banyak perhatian dan perlindungan. Ada rasa aman. Tahap kedua Masa Pengasuhan Masa-masa yang kritis karena disinilah pembentukan karakter, kedisiplinan, dan pengelolaan emosi. Cara-cara pembentukan menentukan bagaimana seseorang memahami arti kasih sayang. Bila banyak didapatkan emosi negatif atau pengasuhan yang salah, maka terjadi konsep yang salah tentang kasih sayang. Contoh seorang anak menangis karena tidak mendapatkan barang yang diinginkan di Mall. Lalu karena orangtua merasa tidak mau diganggu dengan suara tangisan anaknya dan membuat malu, akhirnya keinginan anak itu akan dipenuhi. Bila hal ini berulang terus, maka terjadilah konsep yang salah. Si anak merasa dengan dia menangis maka segala keinginannya akan terpenuhi sedangkan bagi orangtua bila melihat anaknya bisa diam dari tangisannya, seolah-olah mereka telah memberikan kasih sayang yang cukup kepada anak. Dalam tahap ini, sering terjadi distorsi dalam masalah pendisplinan yang terlalu keras, atau justru diabaikan. Kalau distorsinya tidak terselesaikan dengan baik, maka anak akan belajar arti kasih sayang yang salah dalam pengasuhannya. Tahap Ketiga Masa remaja dan pengelolaan identitas diri. Saat seseorang memiliki kedekatan dengan orang-orang tertentu, dan pengharapan yang diliputi cinta kepada lawan jenis, maka gambaran akan arti kasih sayang yang selama ini tersimpan dalam memori mulai terwujudkan. Rasa kasih sayang akan diberikan kepada orang yang dikasihinya. Terkadang rasa kasih sayang itu bisa melewati batas dan aturan moral yang berlaku. oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan dari orang-orang terdekat supaya bentuk kasih sayangnya bisa terolah dengan baik dan dimanifestasikan dengan benar. Tahap keempat Berkeluarga dan membesarkan anak Inilah tahap terpenting dalam mengajarkan kasih sayang. Belajar untuk menyalurkan rasa kasih sayang dalam keluarga, apalagi dalam hubungannya dengan anak sungguh mempengaruhi pemahamannya akan kasih sayang. Seseorang sudah melewati fase 1 hingga fase 3 dan mendapatkan kasih sayang yang cukup, maka akan dengan mudah memberikan kasih sayang kepada anak. Namun apabila dalam salah satu fase terjadi kendala, maka dibutuhkan tenaga yang ekstra, waktu yang lebih banyak lagi dan bantuan orang lain untuk mengajarkan arti kasih sayang kepada anak. Kasih sayang harus diberikan tanpa syarat. Bila kasih sayang menuntut banyak syarat itu namanya kasih bersyarat. Terlepas dari apakah kita telah menerima kasih sayang yang cukup atau justru kekurangan kasih sayang dari usia kita sejak kecil hingga saat ini, tugas kita saat ini adalah menjadi role model bagi generasi di bawah kita supaya mereka benar-benar memahami arti kasih sayang yang sesungguhnya. Jangan sampai terhilang satu-dua generasi yang tidak mengerti akan kasih sayang. maju terus para orang tua Indonesia. Lihat Pendidikan Selengkapnya Ada sebuah hadist yang populer, dalam sebuah khutbah Ramadhan Rasulullah bersabda bahwa bulan Ramadhan awalnya rahmah, tengahnya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Hadist tersebut menyampaikan pesan yang sangat kuat bahwa agama Islam adalah agama rahmah atau agama kasih sayang. Rahmah diterjemahkan kasih sayang. Dalam al-Quran kata rahmah disebutkan sebanyak 25 kali, tetapi turunan dari kata rahmah disebutkan sebanyak 268 kali dalam al-Quran. Jika kita baca al-Quran, maka ayat yang pertama adalah Basmalah. Rasulullah saw menganjurkan agar jika kita memulai sesuatu selalu dengan membaca Basmalah. Beliau bersabda “Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan Basmalah maka akan kehilangan barokah” Ibnu Hibban. Pada kalimat Basmalah disebutkan dua kata yang berakar dari rahmah, yaitu al-Rahman yang artinya Yang Maha Memberi kasih sayang dunia dan akhirat. Sedangkan al-Rahim artinya yang memberi kasih sayang kepada umat Islam di akhirat. Basmalah mengajarkan kita bahwa apapun pekerjaan yang kita lakukan, sebaiknya kita mulai dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemberi kasih sayang. Menyebut Sifat Allah Yang Maha Pemberi kasih sayang artinya juga mengkondisikan agar perilaku kita terpancar sifat kasih sayang sebagai cerminan sifat Allah yang kita ucapkan. Maka seharusnya pula semua pekerjaan kita harus mengandung nilai kasih sayang. Ada sebuah tradisi di kalangan ulama Islam terdahulu, ketika mereka mengajarkan pelajaran hadist atau lainnya selalu memulai pelajar dengan hadist berikut الراحمون يرحمهم الرحمن، ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء Orang yang memberi kasih sayang maka dia akan mendapatkan kasih sayang Allah, sayangilah orang yang di bumi, niscaya kamu akan dikasih sayangi orang yang di langit. dll. Hadist tersebut dikanal di kalangan ahli hadist dengan istilah hadit musalsal bil awwaliyah. Musalsal artinya rantai, hadist musaksak artinya hadist yang diriwayatkan oleh para pembawa riwayat dengan kondisi yang sama mulai dari Nabi sampai rawi terakhir. Bil awwaiyah artinya sebagai pelajaran pertama. Para ulama hadist sampai sekarang mentradisikan bahwa hadist tersebut selalu diajarkan dalam kondisi sebagai pelajaran pertama yang diajarkan kepada murid-muridnya. Ini sebuah mu’jizat kenabian yang luar biasa, yaitu para sahabat, ulama dan pakar ilmu hadist mulai zaman Nabi sampai sekarang selalu mengajarkan ajaran kasih sayang ini sebelum pelajaran-pelajaran lainnya, bahkan sebelum pelajaran akidah, syariah, akhlaq dan ajaran lainnya. Maka ini menunjukkan betapa ajaran kasih sayang itu di atas semua ajaran lainnya. Ulama mendefinisikan rahmah dengan kelembutan hati yang medorong seseorang atau mahluk hidup untuk berbuat kebaikan kepada sesamanya atau lainnya. Rahmah merupakan kebaikan yang diberikan Allah kepada mehluk hidup sehingga mereka mempunyai sikap yang baik terhadap sesamanya dan memberikan manfaat kepada sesama. Dalam satu hadist Rasulullah bersabda sesungguhnya Allah menciptakan kasih sayang sebanyak 100 bagian. 99 bagian ditahannya di sisiNya. Yang satu bagian diturunkan ke bumi kemudian dibagi kepada seluruh umat manusia dan alam semesta. Karena kasih sayang tersebut, seekor kuda tidak menginjakkan kakinya melukai anaknya. Bukhari. Kebalikan sifat rahmah adalah sifat keras dan kejam. Semua kekerasan dan kekejaman di muka bumi karena disebabkan oleh hilangnya sifat rahmah tersebut. Dan sifat rahmah merupakan salah satu ciri khas orang yang beriman, sedangkan sifat keras dan kejam merupakan sifat orang-orang yang lupa kepada Tuhannya. Dalam sebuah hadist dikatakan لا تنزع الرحمة إلا من شقي “Tidak dicabut rasa kasih sayang dari seseorang kecuali dia orang yang durhaka” Tirmidzi. Dalam hadist lain dikatakan وإن أبعد الناس من الله القلب القاسي Sesungguhnya manusia yang paling jauh kepada Allah adalah mereka yang hatinya keras.